Laman

Rabu, 02 Januari 2008

silakan catat sendiri ....


Tahun 2007 ke belakang --- seperti anda tahu --- adalah dekade penuh ketegangan. Bencana dalam berbagai bentuk dan kedahsyatannya, sungguh aggresif hingga menutupi ruang-ruang kebahagian dan ketenangan sebagian besar masyarakat Indonesia ... dan tentu saja masyarakat pada berbagai belahan dunia. Antrian bencana ini tidak hanya bersifat insidentil seperti tsunami, gempa, kecelakaan transportasi, fenomena "aneh" seperti lumpur Lapindo dan berbagai aspeknya, gempuran berbagai jenis penyakit menular, bahkan perang saudara, tidak hanya memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Namun kita juga sudah kian akrab dengan bencana struktural seperti meruyaknya kemiskinan, kehidupan individualistik, --- yang mengoyak-ngoyak rasa persaudaraan dan saling menghargai --- infiltrasi ekonomi dan kebudayaan yang membuat kita segan memilih kebaikan dan kebenaran (dalam berbagai catatan, tengok kasus pornography dan tayangan-tayangan amoral yang dilegalkan), krisis moral dan kepemimpinan (silakan tambah catatan anda sendiri .... ) yang menandakan sudah sedemikian runtuhnya moral bangsa ini. Dan banyak lagi.

Sedemikian aggresifnya bencana ini hingga kita sendiri pun menjadi terbiasa.
Mungkin masih ada benarnya, bahwa dampak paternalistik masih mendarah daging dalam tubuh bangsa ini. Dapat dilihat berbagai catatan tentang keengganan untuk keluar dari status quo: enggan mengungsi (meski gunung sudah batuk, lereng-lereng gundul yang setiap saat longsor dan banjir seleher) sehingga menyulitkan distribusi pertolongan, enggan hidup bersih hingga sampah dimana-mana menyumbang bau busuk sekaligus menyumbat saluran air, enggan melihat generasi maju dengan membiarkan pundi-pundi anggaran pendidikan tetap kecil, asyiknya jadi koruptor hingga enggan berhenti, dan berbagai macam keengganan (silakan tambah catatan anda sendiri .... )

Anehnya, ternyata kita pun enggan menolong dan hanya sibuk dengan rating tayangan kemiskinan, tindak kriminal, kasus korupsi, urusan rumah tangga artis dan orang-orang terkenal lainnya, terpuruknya prestasi olah raga, bahkan harga diri bangsa dimata bangsa tetangga, dan lain-lain (silakan tambah catatan anda sendiri .... ) :-)

Maka kinilah saatnya untuk berubah. Meski lambat (menurut anda) dari pada tidak sama sekali. Berbagai aspek bangsa dapat memulainya dari tempatnya berpijak, termasuk anda para Blogger :-))) Bagaimana bentuk dan rupa perubahan itu ? (silakan tambah catatan anda sendiri .... )

Saya sendiri memulainya dengan kesegaran bunga ini :-)

Tidak ada komentar: